5 Mitos Mengenai Hipertensi

Kondisi darah tinggi yang tidak ditangani dengan baik adalah awal mula timbulnya bermacam-macam penyakit yang mematikan. Terdapat beberapa hal tentang darah tinggi yang belum dipahami dengan benar.

 


Mitos 1: Tekanan Darah Tinggi Bukan Masalah Besar
Tekanan darah merujuk kepada tekanan di dinding pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Darah yang terpompa oleh jantung mengalir melalui pembuluh darah yang secara fleksibel dapat mengembang dan menyempit. Tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika darah Anda menekan dinding pembuluh darah terlalu keras.
Penyakit ini sering disebut sebagai pembunuh diam-diam. Kecuali memeriksakannya, tidak ada gejala khusus yang membuat Anda tersadar sedang mengidap tekanan darah tinggi. Padahal kondisi ini menjadi sumber penyebab beragam penyakit berbahaya seperti stroke, penyakit jantung, kerusakan ginjal, dan organ-organ penting lainnya.

Mitos 2: Jika Salah Satu Bilangan Tekanan Darah Normal, Berarti Tidak Ada Masalah

Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah diukur dengan melihat dua bilangan, di bawah dan di atas alat pengukur yang bernama tensimeter. Kedua angka tersebut adalah:
  • Tekanan darah diastolik: bilangan di bawah yang menunjukkan tekanan darah bawah saat jantung sedang beristirahat sementara, di antara dua denyut jantung. Bilangan yang muncul diinterpretasikan sebagai berikut:
90 atau lebih: tekanan darah tinggi/hipertensi.
80-89: prehipertensi.
79 atau di bawahnya: tekanan darah normal.
  • Tekanan darah sistolik: bilangan di atas yang menunjukkan tekanan darah atas pembuluh arteri dari denyut jantung.
150 atau lebih: hipertensi pada usia lebih dari 60 tahun.
140 atau lebih: hipertensi.
120-139: prehipertensi.
119 atau di bawahnya: tekanan darah normal.
Masalahnya adalah sering kali orang-orang hanya menaruh perhatian pada bilangan sistolik dibanding diastolik. Padahal menurut para pakar, jantung Anda justru lebih dapat menoleransi bilangan sistolik yang tinggi dibanding bilangan diastolik.
Tekanan darah juga dapat naik turun seiring dengan perubahan aktivitas dan cenderung berubah dengan pertambahan usia Anda. Ketika usia Anda menua, tekanan darah sistolik cenderung naik, sementara tekanan darah diastolik cenderung turun.
Konsultasikan kepada dokter jika tekanan darah Anda cenderung di atas normal.

Mitos 3: Tekanan Darah Tinggi tidak Dapat Dicegah

Anda berpeluang mengidap tekanan darah tinggi jika ada anggota keluarga yang sudah lebih dulu terdeteksi. Namun bukan berarti kondisi ini tidak dapat dicegah. Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola tekanan darah, bahkan jika Anda memiliki banyak faktor risiko:
  • Pola makan yang sehat. Selalu pilih makanan dan minuman bernutrisi tinggi dan rendah gula, lemak, dan garam.
  • Berhentilah merokok dan hindari menjadi perokok pasif atau sering terpapar asap rokok.
  • Berolahraga secara teratur. Bergerak aktif atau lebih baik, berolahraga 20-30 menit tiap hari.
  • Batasi atau jika memungkinkan, hindari konsumsi minuman keras.
  • Jaga berat badan tetap normal dengan paduan olahraga secara teratur dan pola makan sehat.
  • Batasi konsumsi garam yang banyak terkandung dalam makanan ringan.
  • Tangani stres. Stres membuat tubuh Anda memproduksi bahan kimia yang bisa membuat pembuluh darah menyempit dan jantung berdenyut lebih kencang.
Anda juga dapat berkonsultasi kepada dokter tentang langkah-langkah pencegahan ini segera setelah anggota keluarga Anda ada yang terdeteksi mengidap tekanan darah tinggi.

Mitos 4: Penanganan Tekanan Darah Tinggi Mengambil Alih Hidup Penderitanya

Banyak yang berpikir bahwa penanganan tekanan darah tinggi membuat mereka tidak bisa menikmati hidup mereka, misalnya karena keharusan menjaga makanan dan mengalami efek samping dari obat. Memang benar bahwa sering kali akan diperlukan waktu untuk menurunkan tekanan darah tinggi ke tingkat yang normal. Namun dengan merancang cara penanganan bersama dengan dokter, tekanan darah penderita dapat dikelola dengan mudah sambil tetap menikmati hidup. Konsultasikan kepada dokter untuk merancang penanganan yang sesuai untuk Anda.
Umumnya darah tinggi dikelola dengan cara-cara utama seperti berikut ini:
  • Menjaga berat badan. Berat tubuh yang berlebihan dapat menjadi pemicu risiko tekanan darah tinggi. Berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan sehat adalah dua cara utama menjaga kestabilan berat badan.
  • Berhenti merokok. Merokok merusak jantung dan tekanan darah, serta membuat tekanan darah naik.
  • Diet rendah lemak dan garam. Selain banyak mengonsumsi buah dan sayuran segar, Anda disarankan untuk menghindari makanan berkadar garam dan lemak yang tinggi.
  • Obat-obatan. Obat-obatan umum digunakan untuk menangani tekanan darah tinggi. Dosis dan kombinasi obat-obatan ini berbeda bagi tiap orang. Obat yang umumnya digunakan adalah:
  • Beta-blockers. Yaitu golongan obat yang mencegah tubuh memproduksi hormon stres bernama adrenalin. Selain membuat pembuluh darah menyempit, adrenalin membuat detak jantung lebih kencang. Jadi, dampak adrenalin adalah naiknya tekanan darah.
  • Diuretik: obat-obatan ini membuat tubuh mengurangi kadar cairan dalam tubuh dengan mengeluarkan garam berlebihan.
  • Obat-obatan calcium channel blockers, alpha-blockers, dan ACE inhibitors: berfungsi mencegah penyempitan pembuluh darah.

Mitos 5: Pengobatan Sudah Tidak Berguna

Orang mengira bahwa tekanan darah tinggi tidak dapat dikelola dengan program apapun. Hal ini adalah pemahaman yang salah. Tekanan darah tinggi dapat dikelola agar tidak menjadi sumber penyakit dengan cara sebagai berikut:
  • Minum obat yang diresepkan secara teratur.
  • Periksakan tekanan darah secara berkala dan konsultasikan kepada dokter.
  • Ketahuilah efek samping obat-obatan yang dikonsumsi untuk menangani darah tinggi.

Menormalkan Tekanan Darah Tinggi, dan Pemulihan Pasca Stroke

Penurun Kolestrol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar