Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana
tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat.
Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki
gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.
Jika Anda belum
memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada dokter
untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah
mereka setidaknya setiap tahun sekali.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
penderita hipertensi yang berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8 persen
dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Dari angka tersebut,
penderita hipretensi perempuan lebih banyak 6 persen dibanding
laki-laki. Sedangkan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya
mencapai sekitar 9,4 persen. Ini artinya masih banyak penderita
hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosa oleh tenaga kesehatan
dan tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan. Hal
tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian
tertinggi di Indonesia.
Risiko Mengidap Hipertensi
Penyebab hipertensi
belum bisa dipastikan pada lebih dari 90 persen kasus. Seiring
bertambahnya usia, kemungkinan Anda untuk menderita hipertensi juga akan
meningkat. Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat
memengaruhi peningkatan risiko hipertensi.
- Berusia di atas 65 tahun.
- Mengonsumsi banyak garam.
- Kelebihan berat badan.
- Memiliki keluarga dengan hipertensi.
- Kurang makan buah dan sayuran.
- Jarang berolahraga.
- Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
- Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
Risiko
mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan
menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Pemeriksaan tekanan darah
secara rutin juga bisa membantu diagnosis pada tahap awal. Diagnosis hipertensi
sedini mungkin akan meningkatkan kemungkinan untuk menurunkan tekanan
darah ke taraf normal. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat tanpa perlu mengonsumsi obat.
Mengukur Tekanan Darah
Kekuatan
darah dalam menekan dinding arteri ketika dipompa oleh jantung ke
seluruh tubuh menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu
tinggi akan membebani arteri dan jantung Anda, sehingga pengidap
hipertensi berpotensi mengalami serangan jantung, stroke, atau penyakit
ginjal.
Pengukuran tekanan darah dalam takaran merkuri per
milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua bilangan, yaitu tekanan sistolik
dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung
berdetak memompa darah keluar. Sedangkan tekanan diastolik merupakan
tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi (fase relaksasi) . Saat
ini darah yang baru saja dipompa keluar jantung (tekanan sistolik),
berada di pembuluh arteri dan tekanan diastolik juga menunjukkan
kekuatan dinding arteri menahan laju aliran darah.
Tekanan darah
Anda 130 per 90 atau 130/90 mmHG, berarti Anda memiliki tekanan sistolik
130 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Angka normal tekanan darah
adalah yang berada di bawah 120/80 mmHG.
Anda akan dianggap
mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil dari beberapa
kali pemeriksaan, tekanan darah Anda tetap mencapai 140/90 mmHg atau
lebih tinggi.
Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi
Jika
tekanan darah Anda tinggi, pantaulah dengan ketat sampai angka tersebut
turun dan bisa dikendalikan dengan baik. Dokter biasanya menyarankan
perubahan pada gaya hidup yang termasuk dalam pengobatan untuk hipertensi sekaligus pencegahannya. Langkah tersebut bisa diterapkan melalui:
- Mengonsumsi makanan sehat.
- Mengurangi konsumsi garam dan kafein.
- Berhenti merokok.
- Berolahraga secara teratur.
- Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
- Mengurangi konsumsi minuman keras.
Mencegah
hipertensi lebih mudah dan murah dibandingkan dengan pengobatan. Karena
itu, pencegahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin. Jika didiamkan
terlalu lama, hipertensi bisa memicu terjadinya komplikasi yang bahkan bisa mengancam jiwa pengidapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar